Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Kediri kembali menggelar kegiatan sosial dan keagamaan dengan tema “Santunan Yatim Piatu dan Kajian Spesial Muharram”. Acara ini diadakan bekerjasama dengan Rumah Zakat Kediri dan diselenggarakan pada hari Selasa, 16 Juli 2024. Bertempat di Home Theater Lt.4, acara dimulai pukul 08.00 WIB dan berhasil menarik perhatian banyak pihak.
Acara dibuka oleh Dekan FEBI IAIN Kediri, Dr. H. Imam Annas Mushlihin, MHI. Dalam sambutannya, Dr. H. Imam Annas Mushlihin, MHI menekankan pentingnya berbagi dan memperhatikan anak-anak yatim piatu, terutama dalam bulan Muharram yang penuh berkah ini. Ia juga mengapresiasi kerja sama dengan Rumah Zakat Kediri yang selalu mendukung kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Gus Rifqil dan Ning Imas didaulat sebagai pembicara utama dalam acara ini. Gus Rifqil, seorang ulama muda yang dikenal dengan ceramah-ceramah inspiratifnya, membahas tentang keutamaan bulan Muharram dan pentingnya memperhatikan anak-anak yatim piatu. Sementara itu, Ning Imas membawakan kajian mengenai peran perempuan dalam Islam dan bagaimana mereka bisa berkontribusi dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Selain kajian, acara ini juga diisi dengan pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu yang telah diundang. Puluhan anak yatim piatu dari berbagai panti asuhan di Kediri hadir dan menerima bantuan atau santunan. Senyum bahagia terlihat di wajah mereka, menunjukkan bahwa bantuan yang diberikan sangat berarti bagi mereka.
Peserta acara tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga melibatkan dosen dan tenaga kependidikan (tendik) IAIN Kediri. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh dari seluruh elemen kampus dalam kegiatan ini. Selain itu, acara ini juga diikuti oleh siswa-siswi sekolah dasar dan menengah yang diundang secara khusus untuk turut serta dalam rangkaian kegiatan.
Para mahasiswa FEBI IAIN Kediri juga turut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka menjadi panitia yang mengurus segala persiapan dan pelaksanaan acara. Acara berjalan dengan lancar dan khidmat. Para peserta yang hadir tampak antusias mendengarkan setiap materi yang disampaikan oleh Gus Rifqil dan Ning Imas. Selain memberikan ilmu, kedua pembicara juga memotivasi para peserta untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Dalam sesi tanya jawab, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan terkait tema yang dibahas. Salah satu pertanyaan yang menarik datang dari seorang mahasiswa yang bertanya tentang bagaimana cara efektif untuk terus mendukung anak-anak yatim piatu. Gus Rifqil menjawab dengan menekankan pentingnya pendidikan dan pendampingan berkelanjutan bagi mereka.
Ning Imas juga menambahkan bahwa dukungan moral dan spiritual sangat penting bagi perkembangan anak-anak yatim piatu. Ia mengajak semua peserta untuk tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka.
Acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Gus Rifqil. Doa tersebut memohon keberkahan dan perlindungan bagi semua yang hadir, serta keberhasilan dalam setiap langkah yang diambil untuk membantu anak-anak yatim piatu. Setelah doa, para peserta dipersilakan untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Keseluruhan acara berlangsung dengan sukses dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua yang terlibat. Dekan FEBI IAIN Kediri, Dr. H. Imam Annas Mushlihin, MHI. mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan di masa mendatang.
Kerjasama antara FEBI IAIN Kediri dan Rumah Zakat Kediri dalam acara ini juga diapresiasi oleh banyak pihak. Kedua lembaga ini menunjukkan sinergi yang baik dalam menjalankan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih besar.
Dengan berakhirnya acara “Santunan Yatim Piatu dan Kajian Spesial Muharram” ini, diharapkan semangat kepedulian dan kebersamaan terus hidup di hati semua peserta. Bulan Muharram menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga berperan aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Semoga kegiatan seperti ini terus mendapat dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas lagi.
redaksi: anm