Pada tanggal 4 Juli 2024, Mudzaffar Shah Hotel di Melaka menjadi saksi dari pelaksanaan Seminar Internasional bertajuk “Transforming Nusantara Education.” Acara ini diselenggarakan atas kerjasama dari Universitas Geomatika Malaysia, DMDI International College, Asean Academic Association, Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (AFEBIS), dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dengan dihadiri oleh delegasi dari Indonesia, Filipina, dan Malaysia sebagai tuan rumah, seminar ini berhasil menjadi wadah diskusi yang produktif dan inspiratif.
Acara dimulai dengan sambutan hangat dari tuan rumah yang menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat transformasi sosial dan ekonomi di Nusantara. Dalam kata sambutannya, Rektor Universitas Geomatika Malaysia mengungkapkan harapannya agar seminar ini dapat menghasilkan ide-ide inovatif yang dapat diterapkan di seluruh wilayah ASEAN.
Sesi pertama seminar menampilkan Dr. Nilna Fauza, M.Hi, sebagai presenter utama. Dalam presentasinya yang berjudul “Green Wakaf,” Dr. Nilna menekankan pentingnya konsep wakaf hijau sebagai solusi sustainable untuk pembangunan ekonomi dan sosial di Nusantara. Ia menjelaskan bagaimana wakaf dapat dioptimalkan untuk mendukung proyek-proyek ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Dr. Nilna juga memaparkan studi kasus dari beberapa negara yang telah berhasil menerapkan konsep ini, dan mengajak peserta seminar untuk mulai mempertimbangkan penerapan wakaf hijau di negara masing-masing.
Selanjutnya, Dr. Binti Mutafarida, M.EI, mengambil alih panggung dengan topik yang sangat relevan di era globalisasi saat ini, yaitu “Sertifikasi Halal Industri Makanan di Pariwisata Syariah.” Dalam presentasinya, Dr. Mutafarida menjelaskan pentingnya sertifikasi halal sebagai jaminan bagi konsumen Muslim dalam memilih produk dan jasa yang sesuai dengan prinsip syariah. Ia juga menguraikan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses sertifikasi ini, serta peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Dr. Mutafarida menekankan bahwa sertifikasi halal tidak hanya sebatas label, tetapi juga merupakan komitmen untuk menjaga kualitas dan integritas produk dan jasa yang ditawarkan.
Sesi terakhir diisi oleh Dr. Muhamad Wildan Fawa’id, MEI, dengan presentasinya yang bertajuk “Kebijakan Sertifikasi Halal antara Malaysia dan Indonesia: Tantangan dan Peluang.” Dalam paparannya, Dr. Wildan mengulas berbagai kebijakan yang diterapkan oleh kedua negara dalam hal sertifikasi halal, serta perbedaan dan kesamaan yang ada. Ia juga membahas tantangan yang dihadapi dalam harmonisasi standar sertifikasi antara Malaysia dan Indonesia, serta peluang kerjasama yang dapat dioptimalkan untuk mempermudah proses sertifikasi bagi pelaku industri di kedua negara. Dr. Wildan menekankan pentingnya dialog dan kerjasama antar negara dalam mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan daya saing produk halal di pasar global.
Seminar ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu dan pengalaman, tetapi juga membuka peluang bagi kerjasama lebih lanjut di bidang pendidikan dan ekonomi antara negara-negara di kawasan Nusantara. Para peserta seminar, yang terdiri dari akademisi, praktisi, dan pejabat pemerintah, berharap agar diskusi yang berlangsung selama seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diterapkan untuk memperkuat sektor pendidikan dan ekonomi di Nusantara.
Dengan berakhirnya seminar ini, harapan besar tertuju pada terwujudnya transformasi pendidikan di Nusantara yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan global di masa depan.
adminFEBI